Tittle : Sebuah Pembelajaran
Genre : comedy, friendship, school life
Author : Hasna. H
Sebuah Pembelajaran
Jam telah menunjukan
pukul 07.00 pagi, tapi gadis ini masih
enggan untuk beranjak dari tempat
tidurnya, dia mengeratkan selimut yang menutupi
tubuhnya, suara dering
handphone yang dari tak
henti-hentinya berdering mengintruksi untuk tidak mengabaikannya, tangan kanannya
meraba-raba mencoba mencari benda berbentuk
persegi panjang tersebut.
“Hallo”
sapanya pada seseorang di sebrang
sana.
“kau
dimana sekarang sudah jam 07.00”
“ya
ampuuun!!!…”
“jangan bilang
kau baru bangun
tidur”
“tunggu
aku,
a-”
“CEPAT
BANGUN MANDI DAN GA PAKE LAMA” dia sedikit menjauhkan handphonenya
“oke
oke aku akan
bersiap-siap dan tidak
akan lama, ta-”
PIP
… sambungan teleponpun di putus sepihak.
“Aish…tidak sopan…!! jam beker ku mana,
kenapa tidak berbunyi sih, apa jangan-jangan…. ” dia pun mencari-cari
keberadaan jam beker
yang gagal membangunkan tidurnya
pagi ini, “ya ampuuuun, rusak
lagi” akhirnya dia menemukan jam bekernya
dalam keadaan yang mengenaskan dan bertambahlah
daftar korban keganasan
saat ada yang
mengganggu tidur nyenyaknya.
Di lain tempat, seorang gadis sedang bersandar di kursi taman,
gadis itu seperti sedang menunggu seseorang, handphone yang ada
di tangan kanannya
diputar-putar, dia menoleh kearah samping ketika menyadari ada yang menghampirinya,
dia beranjak dari tempat
duduknya sambil menyilangkan
tangan di depan dadanya,
berdiri dengan angkuh matanya menyiratkan kemarahan atau kekesalan
entahlah, Lalu dia
menghampiri gadis yang baru datang itu dan menariknya lalu
berkata “kita hampir terlambat” dengan nada
suara yang datar.
“Icha!
pelan-pelan sakit tahu” protes gadis kamar tadi karena lengannya di tarik
dengan paksa.
“icha
maaf tadi aku kesiangan bangunnya maaf ya” rajuk Nay ‘nama gadis kamar tadi’
pada icha yang dari tak membuka mulutnya.
Satu jam lagi bel sekolah
berbunyi, masih lama
memang tapi rintangan
menuju kesekolah pun tak kalah
banyak yang membuat
mereka menempuh perjalan lebih
lama, dan sekarang
mereka masih menunggu
angkot.
“
kirain udah sembuh tidur kebonya, eh ternyata makin parah”
Icha akhirnya membuka mulutnya dengan nada
meledek.
“
jangan
sembarangan ya, ini yang pertama buatku
bangun kesiangan begini,
lagian Cha aku udah berusaha
tahu, salah kamu juga banguninnya kesiaangan …… hesgsgetegdgb …………… ” Nay
menyembur Icha dengan pembelaannya
yang luar biasa panjang.
“
cerewetnya kambuh deh ” batin
Icha, “ belum berhenti juga” batinnya lagi,”Nay cerewet banget” dan segelintir
kata dalam batin
Icha yang menunjukakn bahwa
Nay emang hobi
banget ngomong.
Acara ‘nunggu angkot’ merekapun di isi dengan acara nyanyi
cepat ala Nay dan
backsound tak terdengar
batin Icha yang dari
tadi emang ga
merhatiin Nay ngomong.
“
Angkotnya datang ” seru Icha, kata-kata Icha bagaikan masinis yang
memberhentikan rentetan kata-kata
yang keluar dari mulut Nay, Nay pun dengan patuh berhenti dan memperhatikan angkot yang mulai mendekat.
“ gak
enak banget naik agkot
kesiangan begini sumpek,
penuh banget, panas
lagi“ keluh Nay
“
makanya tidur itu jangan kayak kebo “ canda Icha
menyalahkan Nay.
“
lagian kan baru
hari ini Cha,
jadi jangan samakan
aku sama kebo dong ”
bela Nay yang mendapat
tanggapan cengiran jail
dari Icha.
“
sekarang ulangan matematika
loh, pelajaran pertama lagi “ Icha
mengingatkan.
“
tenang Cha masih 30 menit, 15 menit
lagi juga nyampe” jawab
Nay sok tenang
“
inget Nay ga
da ulangan susulan
loh” Icha menginatkan lagi.
“
iya Icha bawel” Nay menaggapi dengan
santai.
Percakapan
mereka pun berlanjut
mewarnai perjalanan naik
angkot mereka, tapi
tiba-tiba mereka memberhentikan percakapan.
“
Neng turun disini
saja ya, saya ada
urusan lain”
Mereka
pun langsung cemas
karena jam segini
angkot jarang ada
yang lewat sampai
sekolahan mereka, inilah
yang di cemaskan
mereka, seharusnya mereka naik
bus saja tadi, penyesalan
tetaplah penyesalan tak
ada gunanya lagi ibaratakan pepatan nasi
sudah menjadi bubur, mereka hanya
bisa pasrah dan
turun dari angkot
dengan muka seperti anak
yang tidak di
beri uang jajan,
menunggu angkot di
sini membutuhkan waktu
lama, menunggu bus
pun percuma, karena bus
melewati jalur yang
berbeda. mungkin tadi
hanya alasan supir
angkot saja yang
sengaja di buat-buat, mungkin
supir tadi berfikir ongkos anak
sekolah tidak sebanding
dengan ongkos para
ibu-ibu atau pun
orang-orang yang akan
berangkat ke kantor
yang sedang menunggu
angkot di sepanjang perjalanan
yang mereka lewati.
Jika saja mereka
berangakat lebih pagi,
mereka pasti akan
berbarenagan bersama anak-anak yang
satu sekolahan dengan mereka
sehingga tidak akan
di turunkan di
tengah jalan seperti ini.
10 menit pun
berlalu, semua angkot
yang sampai ke sana pasti
langsung putar balik,
setelah menunggu selama
20 menit akhirnya mereka melihat mobil angkot
yang membawa ibu-ibu yang
pulang dari pasar meskipun harus
berdesak-desakan ‘lagi’ mereka
pun senang walaupun
pasti terlambat datang ke sekolah setidaknya mereka
sampai kesekolah.
Setelah
sampai di sekolah
mereka di sambut gelagat galak
dari Satpam sekolah dan di hukum
mengelilingi lapangan basket dan
membersihkan toilet sekolah, dan
tentu saja mereka tidak mengkuti
pelajaran pertama dan ke
dua dan secara otomatis
mereka tidak megikuti ulangan matematika.
Saat membersihkan
toilet sekolah Nay
yang udah dari
tadi memendam perasaan
‘pengen ngomong’ pun akhirnya buka
suara di tengah
kesibukan mereka membersihkan toilet.
“
Cha” itu
kata yang keluar
dari mulutnya, Icha yang merasa namanya di panggil
pun menengokkan wajahnya
menatap wajah kusut
Nay seperti tak
mandi selama seminggu.
“ maaf “ itu
kata kedua yang
meluncur bebas dari mulut Nay tanpa penghalang
apapun dan penuh
penyesalan.
“
buat apa? “ dengan cuek Icha mempertanyakan
maksud dari kata ‘maaf’ yang Nay ucapkan seolah-olah
dia gak tahu
maksud Nay.
“
serius Cha” Nay mulai
sewot karena kata-katanya
di anggap candaan
oleh Icha.
Icha hanya
nyengir dan menjawab “ gak apa-apa
Nay, lagian ko bisa sih kamu
kesiangan kaya gitu,
tumben BANGET” dengan sedikit penekanan
pada kata ‘banget’ Icha menaggapi permintaan maaf
Nay.
“
abis itu
gara-gara kamu juga sih “ dengan tampang polos Nay
menyalahkan Icha.
”
eh, ko aku sih?” icha heran
kenapa harus dia.
Mejawab keheranan
Icha, “ ya….abis kamu
waktu kemarin ngasih
aku DVD serial
drama korea yang
aku cari-cari sih”
jawabnya dengan polos
Icha langsung
nyahut dan bilang
“jadi, kamu nonton
ampe larut malem
gitu”
Nay menimpali
perkataan Icha ”bukan
larut lagi, tapi
PAGI!!”
Icha
menepuk jidatnya lalu
geleng-geleng kepala “ya ampun
Nay ampe segitunya”
Tapi tiba-tiba
Nay bilang dengan keras “AKU
KAPOK BANGUN KESIANGAN”
Tentu saja membuat Icha kaget
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar