Hi sahabat pena! Kali ini saya
akan berbagi pengetahuan dengan kalian (cie..).
Apakah kamu suka baca? Baca
apapun itu novel, majalah, koran, komik bahkan mungkin brosur yang di tebar
dijalanan .. hehe
Saya punya referensi bagus ni
buat kalian yang suka baca, terutama kalian yang lagi butuh motivasi hidup.
Buku dari penulis Jamil
Azzaini yang berjudul “ON”, sangat inspiratif, pokoknya baca aja deh
kalau penasaran.
Dan di sini saya akan mengutif
salah satu bagian di buku tersebut yang
berjudul “Surat Imajiner”, mungkin tulisan ini bisa mengingatkan kita tentang
suatu hal.
Dan semoga sahabat pena dapat
merenungkan kutipan tersebut.
Happy reading.....
Surat
Imajiner
Suratku
ini aku awali dengan kata-kata, “Aku sangat merindukanmu, mungkinkah rinduku berbalas?” Dulu kau sering
mendatangiku dan menciumku. Kini, kau tempatkan aku di tempat yang nyaman,
namun itu menyiksaku karena kau jarang
bercengakrama denganku. Kau lebih
sibuk berlama-lama dengan iPad dan BB-mu.
Aku
benar-benar sangat iri denga iPad dan BB yang kau miliki. Kemana pun kau pergi,
mereka selalu kau bawa. Saat di rumah pun kau asyik dan rela belama-lama dengan
meraka berdua. Sementara aku, tetap kau
abaikan. Padahal, sibuk di depan iPad
dan BB belum tentu memberi manfaat dan berpahala.
Ketahuilah,
saat kau bercengkrama denganku, setiap hurufku memberi satu kebaikan dan
memberikan 10 kali lipat pahala walau mungkin kau tak tahu maknanya. Bahkan, saat kau terbata-bata untuk berucap,
kau justru mendapat dua pahala. Pahala membacaku dan pahala karena kau
kesulitan mengucapkan.
Siapa
yang berpegang teguh padaku, ia tidak akan tersesat. Tapi, mengapa kau meresa
tak bersalah saat jarang menyapaku? Kau malu bila belum membaca buku atau nove
bestseller, tapi mengapa kau tak merasa malu sedikitpun belum selesai
membacaku? Aku ada bukan untuk kau simpan
dilemarimu, tetapi seharusnya kau simpan di hatimu.tapi bagaimana mungin
aku bersemayam di hatimu bila kau jarang membacaku?
Aku
dipelajari bukan ketika kau kecil, tetapi seharusnya setip waktu. Mengapa?
Karena aku ini pedoman hidupmu. Aku bukanlah “mainan” yang hanya kau baca saat
kau kecil. Aku ada juga bukan hanya sekedar menjadi mas kawian saat kau
menikah. Bukan pula hanya untu kau ingant saat ada kematian keluargamu.
Mengapa
hidupmu kacau? Mengapa kau sering jenuh? Mengapa hidupmu sering gelisah?
Mengapa kau sering berani berbuat maksiat?
Mengapa kau banyak tak mengerti ketentuan tuhanmu? Itu kanren kau jarang
bercengkrama denganku.
Demikianlah
suratku untukmu, semoga kau mengerti dan deritaku. Aku ingin kau manjakan
seperti iPad dan BB-mu.
Yang
merindukanmu
Kitab
Sucimu
Semoga kita dapat memetik
pelajaran pada artikel saya yang satu ini .... terutama kutipannya J
Semoga bermanfaat..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar