Minggu, 22 Juni 2014

(Berbagi) SURAT IMAJINER

Hi sahabat pena! Kali ini saya akan berbagi pengetahuan dengan kalian (cie..).
Apakah kamu suka baca? Baca apapun itu novel, majalah, koran, komik bahkan mungkin brosur yang di tebar dijalanan .. hehe
Saya punya referensi bagus ni buat kalian yang suka baca, terutama kalian yang lagi butuh motivasi hidup.
Buku dari penulis Jamil Azzaini  yang berjudul “ON”,  sangat inspiratif, pokoknya baca aja deh kalau penasaran.
Dan di sini saya akan mengutif salah satu bagian di buku tersebut  yang berjudul “Surat Imajiner”, mungkin tulisan ini bisa mengingatkan kita tentang suatu hal.
Dan semoga sahabat pena dapat merenungkan kutipan tersebut.
Happy reading.....
Surat Imajiner
Suratku ini aku awali dengan kata-kata, “Aku sangat merindukanmu,  mungkinkah rinduku berbalas?” Dulu kau sering mendatangiku dan menciumku. Kini, kau tempatkan aku di tempat yang nyaman, namun itu menyiksaku karena kau jarang  bercengakrama  denganku. Kau lebih sibuk berlama-lama dengan iPad dan BB-mu.
Aku benar-benar sangat iri denga iPad dan BB yang kau miliki. Kemana pun kau pergi, mereka selalu kau bawa. Saat di rumah pun kau asyik dan rela belama-lama dengan meraka  berdua. Sementara aku, tetap kau abaikan. Padahal, sibuk  di depan iPad dan BB belum tentu memberi manfaat dan berpahala.
Ketahuilah, saat kau bercengkrama denganku, setiap hurufku memberi satu kebaikan dan memberikan 10 kali lipat pahala walau mungkin kau tak tahu maknanya.  Bahkan, saat kau terbata-bata untuk berucap, kau justru mendapat dua pahala. Pahala membacaku dan pahala karena kau kesulitan mengucapkan.
Siapa yang berpegang teguh padaku, ia tidak akan tersesat. Tapi, mengapa kau meresa tak bersalah saat jarang menyapaku? Kau malu bila belum membaca buku atau nove bestseller, tapi mengapa kau tak merasa malu sedikitpun belum selesai membacaku? Aku ada bukan untuk kau simpan  dilemarimu, tetapi seharusnya kau simpan di hatimu.tapi bagaimana mungin aku bersemayam di hatimu bila kau jarang membacaku?
Aku dipelajari bukan ketika kau kecil, tetapi seharusnya setip waktu. Mengapa? Karena aku ini pedoman hidupmu. Aku bukanlah “mainan” yang hanya kau baca saat kau kecil. Aku ada juga bukan hanya sekedar menjadi mas kawian saat kau menikah. Bukan pula hanya untu kau ingant saat ada kematian keluargamu.
Mengapa hidupmu kacau? Mengapa kau sering jenuh? Mengapa hidupmu sering gelisah? Mengapa kau sering berani berbuat maksiat?  Mengapa kau banyak tak mengerti ketentuan tuhanmu? Itu kanren kau jarang bercengkrama denganku.
Demikianlah suratku untukmu, semoga kau mengerti dan deritaku. Aku ingin kau manjakan seperti iPad dan BB-mu.
Yang merindukanmu

Kitab Sucimu

Semoga kita dapat memetik pelajaran pada artikel saya yang satu ini .... terutama kutipannya J

Semoga bermanfaat..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar